Wabah corona membuat banyak wisatawan dan mahasiswa di D.I Yogyakarta memutuskan untuk pulang kampung. Sudah dua-tiga bulan lalu, Yogyakarta semakin sepi penduduk. Tempat wisata dan pertokoan mulai tutup. Beberapa desa dengan sigapnya memblokir jalur masuk ke perdesaan. Pembuatan pos penyiraman disenfektan di setiap pintu masuk desa dan kegiatan pencegahan lainnya telah dilakukan. Semua membuahkan hasil yang memuaskan, hal itu di buktikan dengan semakin berkurangnya jumlah kasus corona dan bertambah banyak yang sembuh.
Mulai tanggal 08 hingga 10-06-2020 pasien positif corona yang sembuh bertambah hingga 9 orang. Dilansir dari Detik.com, hanya ada satu kasus baru yang muncul di Yogyakarta pada hari ini (Rabu 10-06-2020). Melihat perkembangan ini, penulis menilai Yogyakarta sudah mulai aman untuk dikunjungi (bagi yang darurat).
Sejak bulan Maret lalu, penerbangan di bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo banyak yang mengajukan pembatalan. Pemberitaan Detik.com, menyebutkan 53 penerbangan yang diajukan untuk dibatalkan. Bulan Mei tanggal 7, bandara YIA kembali membuka layanan penerbangan setelah penutupan dalam kegiatan pencegahan penyebaran virus corona. Pada wal buka, hanya ada dua penerbangan yang dilaporkan media Detik.com sehinga menyebabkan bandara YIA kelihatan sepi.
Dikutip dari Detik.com, hari Senin tanggal 01 Juni 2020 terjadi penumpukan pengunjung di bandara YIA. Namun, telah dikonfirmasi bahwa penumpukan karena kegiatan pengecekan kelengkapan dokumen dan kembali sepi setelah beberapa saat pengcekan selesai.
Mau Ke Jogja ?
Dilansir dari Suara.com, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) telah membolehkan pemudik untuk pulang ke Yogyakarta lagi. Hal tersebut memberikan peluang bagi para pekerja yang mudik atau mahasiswa yang kemarin pulang kampung untuk kembali ke Yogyakarta.
Perlu diketahui, bahwa bagi pendatang/pemudik yang ingin masuk ke wilayah DIY harus mengikuti dan mematuhi peraturah dari pemerintahan DIY. Peraturan tersebut berupa protokol untuk mengawasi para pemudik/pendatang dalam rangka pengontrolan penyebaran virus corona. protokol pengawasan bagi pemudik/pendatang ini disebut juga dengan Skrining. Pemudik dapat melakukan Skrining di posko yang tersedia di Yogyakarta dan dapat juga melakukan pemantauan mandiri melalui laman https://skrining.jogjaprov.go.id/web_pemantauan_mandiri
Pemerintahan DIY telah menyediakan website untuk kegiatan skrining mandiri. Skrining mandiri ditujukan agar pemudik/pendatang dapat mengetahui kondisi kesehatan diri. Ada empat hasil (nilai) dari sistem skrining mandiri DIY, yaitu :
- “Anda dalam kondisi fit” , nilai ini berartikan bawah pemudik/pendatang dalam keadaan baik-baik saja.
- “Anda dalam kondisi fit tapi disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari“, nilai ini berartikan bahwa pemudik/pendatang harus melakukan isolasi mandiri (tetap dirumah/dikos) selama 14 hari.
- “Anda dalam kondisi kurang fit“, ini berartikan bahwa pemudik/pendatang harus melkukan pengobatan mandiri dan jika masih sakit selama 3 hari maka wajib merujuk ke rumah sakit terdekat.
- “Anda membutuhkan penanganan medis segera“, ini berartikan bahwa pemudik/pendatang harus segera kerumah sakit untuk diobati dan mendapatkan perawatan.
Pengecekan skrining mandiri dapat dilakukan seblum berankat ke Yogyakarta ataupun setelah sampai di Yogyakarta. Namun alangkah baiknya dilakukan sebelum berangkat, sehingga membuat perjalanan lebih nyaman dan lebih yakin untuk melakukan penerbangan.
Siapkan Dokumen Berikut!
Sebelum berangkat ke Yogyakarta, pastikan bahwa Anda memenuhi syarat untuk lolos memasuki wilayah Yogyakarta. Pemeriksaan biasanya dilakukan dibandara atau terminal tergantung jalur/kendaraan transportasi yang digunakan untuk memasuki Yogyakarta. Tiga maskapai penerbangan telah memberikan syarat-syarat untuk bisa menggunakan layanan penerbangan mereka. Berikut referensi syarat dan dokumen agar bisa melakukan penerbangan melalui Garuda, Lion air dan Citilik :