Dampak tidak lagi makan nasi
Biasanya, tujuan awal dari berhenti makan nasi adalah demi menurunkan berat badan. Banyak orang yang menganggap nasi sebagai makanan dengan kandungan kalori yang tinggi sehingga jika tetap dikonsumsi dalam jumlah yang banyak setiap hari bisa meningkatkan berat badan.
Sebenarnya, anggapan ini bisa dianggap benar namun juga bisa dianggap kurang tepat. Di dalam nasi terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yang bisa dijadikan sumber energi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sayangnya, banyak orang yang mengonsumsi nasi dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan atau cenderung kurang gerak sehingga tidak menggunakan energi dengan maksimal. Hal inilah yang kemudian membuat penumpukan lemak yang berujung pada kenaikan berat badan.
Mengingat fungsi utama dari nasi adalah pemberi rasa kenyang dan menyediakan energi, sebenarnya kita juga bisa mengganti nasi dengan bahan makanan lain yang bisa memberikan manfaat yang sama seperti kentang, jagung, ubi, roti, dan lain-lain. Hal ini berarti, berhenti makan nasi dan menggantinya dengan sumber karbohidrat lainnya tidak masalah untuk dilakukan.
Menurunkan asupan nasi juga bisa dijadikan pilihan
Meskipun nasi penting bagi tubuh kita, banyak orang yang terlanjur menganggapnya sebagai makanan yang kurang sehat sehingga benar-benar berhenti mengonsumsinya. Sayangnya, mereka tidak menggantinya dengan sumber karbohidrat lainnya.
Jika sampai kita tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat apapun, maka tubuh tentu tidak akan mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, hal ini juga akan membuat perut menjadi mudah lapar. Hal ini justru akan membuat kita lebih tertarik untuk mengonsumsi camilan tidak sehat. Bukannya akan membantu menurunkan berat badan, hal ini tentu akan membuat berat badan naik.
Dampak jika tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat
Jika kita kekurangan asupan karbohidrat, maka tubuh akan merasa lemas dan berusaha untuk mencari cadangan energi dari lemak tubuh. Sayangnya, hal ini akan memicu proses yang disebut sebagai ketosis, menumpuknya keton di dalam darah.
Efek dari kondisi ini bisa berupa sakit kepala, tubuh yang sangat lemas, bau mulut, gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit, hingga meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit kronis.
Seberapa banyak asupan karbohidrat yang sebaiknya kita cukupi?
Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat setidaknya 300 hingga 400 gram setiap hari. Hanya saja, jika kita memang ingin menurunkan berat badan, sebaiknya mulai menurunkan asupannya hingga sekitar 150 atau 200 gram.
Demi mencegah datangnya rasa lapar akibat menurunnya asupan karbohidrat harian, sebaiknya kita memperbanyak konsumsi sayuran yang tinggi serat atau makanan berprotein seperti daging ikan.
Meskipun begitu, jika kita termasuk dalam orang yang memiliki aktivitas yang berat dan membutuhkan banyak energi, sebaiknya tidak sembarangan menurunkan asupan makanan berkarbohidrat. Jika perlu, berkonsultasilah ke dokter demi mendapatkan saran tentang pola makan yang tepat dan sehat.
Melihat fakta ini, berhenti makan nasi dan menggantikannya dengan sumber karbohidrat lainnya sebenarnya tidak apa-apa untuk dilakukan. Bahkan, jika kita menggantinya dengan sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dari nasi, tentu akan jauh lebih sehat. Hanya saja, jangan sembarangan menurunkan atau benar-benar berhenti mengonsumsi makanan berkarbohidrat demi memastikan tubuh tetap sehat dan berenergi.
from doktersehat.com